foto: Thinkstock
Dikutip dari Independent, Kamis (11/11/2010), produksi sperma para pria secara global di seluruh dunia berkurang hingga 50 persen dalam 50 tahun terakhir. Sebaliknya, jumlah kasus kanker testis dan kelainan organ reproduksi meningkat cukup signifikan.
Hal ini rupanya berkaitan dengan meningkatnya penggunaan obat penghilang rasa sakit selama masa kehamilan dalam akhir-akhir ini.
Padahal jika dikonsumsi ibu hamil, obat pereda nyeri akan berdampak bagi anak laki-laki adalah berkurangnya kualitas sperma yang dihasilkan kelak saat tumbuh dewasa.
Dalam penelitian yang dimuat di jurnal Human Reproduction tersebut, hampir 50 persen wanita di Eropa dan Amerika Serikat mengonsumsi obat semacam itu saat hamil.
Penelitian terbaru tidak menyebutkan jenis analgesik atau penghilang rasa sakit apa saja yang memicu dampak pada sistem reproduksi pria. Namun yang jelas, jenis-jenis analgesik yang relatif aman seperti parasetamol dan ibuprofen termasuk di antaranya.
Ketika dikonsumsi oleh ibu hamil, risiko paling besar terjadi pada usia kehamilan 3-6 bulan atau trimester kedua. Selain bisa menyebabkan testis anak tidak turun, konsumsi pereda nyeri pada masa-masa tersebut juga berisiko menyebabkan jumlah sperma yang dihasilkan berkurang.
Berkurangnya produksi sperma pada pria seperti dikutip dari Mayo Clinic akan berdampak pada:
- Susah mendapatkan keturunan meski berhubungan seks secara rutin tanpa pengaman selama 1 tahun
- Gangguan fungsi seksual misalnya kurang bergairah, ejakulasi dini serta disfungsi ereksi
- Nyeri, berkeringat dan bengkak di sekitar buah zakar
- Berkurangnya rambut-rambut halus di wajah dan tanda-tanda kelainan hormon atau kromosom lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar, semoga artikel yang di berikan bermanfaat bagi sahabat semua (no sara & no porn)