KOMPAS/RATIH P SUDARSONO
Bunga Rafflesia dari jenis "Rafflesia patma" mekar di Kebun Raya Bogor (KRB). Ini yang pertama kalinya di dunia bahwa bunga parasit itu berhasil hidup di luar habita aslinyaBOGOR, KOMPAS.com — Bunga raflesia dari jenis raflesia patma mekar di Kebun Raya Bogor, Kota Bogor. Berarti, bunga parasit itu berhasil hidup di luar habitat aslinya.
Sofie MSc, botanis Kebun Raya Bogor (KRB) yang meneliti bunga raflesia, mengungkapkan, tumbuh dan mekarnya raflesia patma di KRB ini menjadi penanda untuk pertama kalinya di dunia bahwa bunga tersebut berhasil ditumbuhkan di ex-situ (luar habitat aslinya).
"Botanis Malaysia pernah mencoba membiakkan raflesia dan berhasil, namun masih di lingkungan habitat aslinya atau in situ," katanya.
Ia menambahkan, sebetulnya 3 dari 15 jenis raflesia pernah tumbuh dan mekar di KRB pada tahun 1929. Ketiga jenis raflesia itu adalah raflesia puspa, raflesia rochusenii, dan raflesia arnoldi.
"Sayangnya, tidak ada dokumen ilmiahnya. Kesaksian bahwa tiga jenis raflesia itu mekar di ex-situ KBR hanya ada di catatan perjalanan peneliti Belanda dan berita di koran sehingga kalangan ilmiah tidak mengakuinya. Sekarang mekarnya raflesia terdokumentasi secara ilmiah dan baik," katanya.
Raflesia patma yang tumbuh di kebun pembibitan KRB pertama kali diketahui mekar sekitar pukul 09.00. Saat itu sudah ada tiga dari lima perigone (kelopak) yang mulai merekah. Namun, keberadaan kuncupnya sudah terdeteksi sejak September 2009. Sejak saat itu, tiga botanis KRB LIPI, Sofie, Melani Kurnia Riswati, dan Ngantari, intensif melakukan pemantauan dan penelitian ilmiahnya. Awalnya, ada 10 botanis yang memulai penelitian raflesia.
Menurut Sofie, pohon inang tempat bibit raflesia tumbuh, yakni pohon tetrastigma (anggur-angguran), ditaman di kebun bibit KRB pada tahun 2004. Pohon inang tersebut didatangkan dari berbagai hutan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Pohon inang yang menerima tumpangan raflesia puspa ini berasal dari Pangandaran, Jawa Barat.
Raflesia puspa yang berwarna salem (oranye muda pudar) itu untuk sementara tidak dapat dilihat langsung oleh pengunjung KRB. Pasalnya, tiga botanis penelitinya mengatakan, tanaman yang mekar di ex-situ ini masih untuk penelitian.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar, semoga artikel yang di berikan bermanfaat bagi sahabat semua (no sara & no porn)